.:: MANAJEMEN QALBU: Melumpuhkan Senjata Syetan (Bag 1) ::.

Penulis: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah,
Penerjemah: Ainul Haris Umar Arifin

Judul Asli: Mawaridul Aman Al-Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan
Penerbit: Daar Ibnul-Jauzi

PEMBAGIAN OBAT PENYAKIT HATI: ALAMIAH DAN SYA’IYAH

Penyakit hati itu ada dua macam:

Pertama, orang yang bersangkutan seketika itu tidak merasakan sakit apa-apa, dan inilah jenis penyakit terdahulu, seperti: Penyakit kebodohan, penyakit syubhat dan keraguan serta penyakit syahwat. Penyakit hati ini adalah jenis penyakit yang paling besar, tetapi karena hati telah rusak maka ia tidak merasakan sakit apa-apa.

Sebab mabuk kebodohan dan hawa nafsu telah mengha-langinya dari mengetahui penyakit. Jika tidak, tentu ia akan merasakan-nya, sebab penyakit itu ada pada dirinya. Tetapi ia tidak mempedulikan-nya karena sibuk dengan hal lain yang tak ada sangkut pautnya dengan masalah yang ia hadapi. Inilah jenis penyakit had yang paling berbahaya dan paling sulit. Yang bisa melakukan pengobatannya hanyalah para rasul dan pengikutnya, merekalah dokter-dokter dari jenis penyakit ini.

Kedua, penyakit hati yang menimbulkan sakit seketika, seperti: Sedih, gundah, resah dan marah. Penyakit ini terkadang bisa hilang de-ngan obat-obat alamiah. Seperti dengan menghilangkan sebab-sebabnya, atau mengobatinya dengan sesuatu yang berlawanan dengan sebab-sebab yang dimaksud atau dengan sesuatu yang bisa menyehatkannya. Dan, sebagaimana hati terkadang merasa sakit dengan sakit yang dirasa-kan oleh badan, demikian pula badan, ia sering merasa sakit dengan sakit yang dirasakan oleh hati, ia menjadi malang karena kemalangan yang dirasakan oleh hati.

Beberapa penyakit hati yang bisa dihilangkan dengan obat-obat alamiah adalah termasuk jenis penyakit badan. Dan hal itu terkadang tidak menjadi faktor satu-satunya yang menyebabkannya celaka atau disiksa setelah ia mati. Adapun penyakit-penyakit hati yang tidak bisa sembuh kecuali dengan obat imaniyah Nabawiyah maka itulah yang menjadi faktor penentu bagi kecelakaan dan siksa kekal, jika ia tidakmendapatkan obat-obat yang merupakan lawan daripadanya. Jika ia menggunakan obat-obatan itu maka penyakitnya akan sembuh. Karena itu dikatakan, “Ia telah sembuh dari marahnya.” Bila musuh had sedang menguasai maka hal itu akan menyakitkannya dan bila ia sadar dari-padanya maka hatinya akan sembuh. Allah befirman,

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (per-antaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman dan menghilangkan kemarahan orang-orang Mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya.” (At-Taubah: 14-15).

Allah memerintahkan agar mereka memerangi musuh-musuh me-reka, dan Dia memberitahukan bahwa di dalamnya ada enam manfaat.

Marah adalah menyakitkan had, obatnya dengan meredakan kemarahan itu, jika ia mengobatinya dengan yang haq, niscaya ia akan sembuh, tetapi jika ia mengobatinya dengan kezaliman dan kebatilan maka penyakit itu akan semakin bertambah, sedang dia menyangka bahwa hal itu akan menyembuhkannya.

Ia laksana orang yang mengobati penyakit rindu dengan melakukan maksiat bersama orang yang dirindukannya, padahal itu akan menambah penyakitnya, akan timbul penyakit lain yang lebih sulit dari sekedar rindu. Hal ini insya Allah akan kita bahas kemu-dian secara rinci. Kegundahan, kegelisahan dan kesedihan juga merupa-kan penyakit-penyakit hati, dan untuk mengobatinya yaitu dengan men-carikan hal yang berlawanan dengannya yakni kesenangan dan kegembiraan.

Jika hal itu ia obati dengan haq maka had akan menjadi sembuh dan sehat dari penyakitnya. Dan jika diobati dengan yang batil niscaya penyakit itu akan tetap bersembunyi dan menyelinap, ia akan tetap ada bahkan menyebabkan penyakit-penyakit lain yang lebih sulit dan lebih berbahaya.

Demikian pula kebodohan, ia adalah penyakit yang menyakitkan had, dan di antara manusia ada yang mengobatinya dengan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, sedang dia mempercayai bahwa dengan ilmu-ilmu tersebut maka penyakitnya telah hilang. Padahal yang sesungguh-nya, hal itu hanya malah menambah penyakit lain atas penyakitnya, te-tapi hati tidak mau mempedulikan sakit yang dikandungnya, disebabkan oleh kebodohannya dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat, yang ia merupa-kan syarat bagi kesehatan dan kesembuhannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang orang-orang yang berfatwa dengan kebodohannya, sehingga menjerumuskan orang-orang yang meminta fatwa padanya, beliau bersabda,

“Mereka membunuh orang tersebut, semoga Allah membunuh mereka, mengapa mereka tidak bertanya saat mereka tidak mengerti? Sesungguhnya sembuhnya penyakit adalah dengan bertanya. “*’

Demikian pula dengan orang yang ragu dan bingung, hatinya akan merasa sakit sampai ia mendapatkan ilmu dan keyakinan. Dan karena keraguan membuat hati menjadi panas maka kepada orang yang men-dapatkan keyakinan dikatakan, hatinya sejuk, keyakinan membuatnya sejuk. Juga seseorang akan merasa sempit dengan kebodohan dan keter-sesatannya dari jalan kebenaran. Sebaliknya, akan merasa lapang dengan petunjuk dan ilmu. Allah befirman,

“Siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscayaDia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah men-jadikan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan ia sedang mendaki ke langit.” (Al-An’am: 125).

*) Abu Daud dan Daruquthni meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, “Kami keluar dalam suatu perjalanan, lalu seorang dari kami tertimpuk batu sehingga ia terluka kepalanya, kemudian ia mimpi basah, lalu ia bertanya kepada para sahabatnya, ‘Apakah kalian mendapatkan rukhshah untukku sehingga aku bertayamum?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak mendapatkan rukhshah untukmu, sedangkan engkau bisa menggunakan air.’ Orang itu lalu mandi dan kemudian meninggal. Ketika kami menghadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, kepada beliau dikisahkan peristiwa tersebut. Maka beliau bersabda,

‘Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka. Mengapa mereka tidak bertanya saat mereka tidak menge-tahui?” (Lihat Muntaqal Akhbar, 1/161, no.452).

Pembahasan mengenai sesak dada, sebab dan pengobatannya insya Allah akan kita kaji kemudian.

Maksudnya, di antara penyakit hati ada yang hilang dengan obat-obatan alamiah, tetapi ada pula di antaranya yang tidak dapat hilang kecuali dengan obat-obatan syariat dan iman. Dan hati memiliki kehidupan dan kematian, sakit dan sehat, dan itulah sesuatu yang paling agung yang dimiliki oleh badan.

Bersambung InsyaAllah..

Leave a comment